Tuesday, August 26, 2014

ALBUM KKN

PENERIMAAN MAHASISWA KKN UNIVERSITAS UDAYANA PERIODE IX DI DESA KENDERAN OLEH KEPALA DESA


PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) OLEH DOSEN PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA


 PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) OLEH MAHASISWA TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA


PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT OLEH MAHASISWA KKN UNIVERSITAS UDAYANA


PEMBERIAN BANTUAN TEMPAT SAMPAH KE KANTOR DESA DAN SELURUH BANJAR YANG ADA DI DESA KENDERAN


PEMBINAAN PELAJARAN TAMBAHAN BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS UDAYANA


 SOSIALISASI DAN PRAKTEK PEMBUATAN POT DARI BOTOL PLASTIK DAN PEMBAGIAN TOGA


PENGENALAN KONSEP PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TERNAK


PEMBINAAN PELAJARAN TAMBAHAN SENI TARI OLEH MAHASISWA KKN UNIVERSITAS UDAYANA



MEMBANTU MERIAS DAN MEMPERSIAPKAN LOMBA GERAK JALAN INDAH



PURA GERIYA SAKTI MANUABA



            Pura Geriya Sakti Manuaba terletak di Desa Pakraman Manuaba tepatnya di Banjar Tangkas Desa Kenderan Tegallalang Gianyar Bali sekitar 17 Km dari kota Gianyar atau 32 Km dari kota Denpasar.
            Menurut prasasti yang memuat tentang keberadaan pura tersebut sampai saat ini belum ada di jumpai yang pasti, tapi menurut Mitologi yang di yakini masyarakat di sana dan lontar Dwijendra Tatwa  yang memuat tentang lelintih para Brahmana – Brahmana yang ada di Bali sekelumit ada memuat tentang keberadaan Beliau Batara Sakti Manuaba.
            Dalam Mitologi diceritakan bahwa Beliau Ida Betara Sakti Manuaba adalah seseorang Brahmana masih keturunan Danghyan Dwijendra. Beliau adalah Putra dari Maha Brahmana yang bernama Brahmana Diler. Beliau sendiri bernama Brahmana Nyoman Buruan yang merupakan cucu dari Dhanghyang Dwijendra. Beliau adalah seorang Brahmana yang sangat sakti dan bijaksana karenanya beliau pada waktu itu dijadikan Bagawanta oleh Raja Bali yang Berkuasa pada waktu itu yang Bergelar Dalem Waturenggong sekitar Abad ke 14 Masehi.
            Mengapa Beliau di sungsung di Pura Geriya Sakti Manuaba sampai sekarang? Dalam Mitologi di ceritakan bahwa pada waktu itu Desa Manuaba sedang tertimpa bencana yang sangat dahsyat bayak orang yang sakit tidak bisa di obati, bayak juga yang meninggal dunia, sawah – sawah dan lading banyak yang kekeringan dan tidak bisa menghasilkan.
            Akhirnya Bendesa Manuaba yang memerintah pada waktu itu tangkil menghadap Raja Bali mohon petunjuk  agar penduduk masyarakat Desa Manuaba bisa diselamatkan. Maka atas petunjuk Raja Bali pada waktu itu dimohonlah Beliau Betara Sakti Manuaba (Sira Brahmana Nyoman Buruan) agar beliau sudi datang ke desa Manuaba untuk menyelamatkan penduduk dari mara bahaya, dan beliaupun berkenaan untuk datang menyelamatkan penduduk Desa Manuaba.
            Setiba Beliau di Desa Manuaba lalu Beliau mengadakan Pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi agar Masyarakat Manuaba terhindar dari segala bencana dan gangguan roh jahat, wong samar, buta demit yang mengganggu pada saat itu. Atas kesedihan Beliau pada saat itu maka segala bencana bisa diatasi para penganggu bisa Beliau kalahkan. Banyak orang sakit bisa sembuhtanpa obat oleh karena itu Beliau sangat di hormati dan dipuji oleh masyarakat dan dijuluki Batara Sakti dan dimohonkan oleh masyarakat Manuaba agar beliau bersedia menetap tinggal di Desa Manuaba untuk menjaga dan menyelamatkan Desa Manuaba, Beliaupun bersedia tinggal dan menetap di Desa Manuaba. Di tempat pemujaan Beliau pada waktu memohon keselamatan kehadapan Sang Hyang Widhi di jadikan Stana atau Geriya Beliau, dan Beliau berkenan memberikan memberikan petunjuk tentang tata cara bertani yang bai yang kini disebut Dharma Pemaculan dan menata masyarakat agar bisa hidup damai. Beliau sangat senang tinggal di Manuaba sampai Beliau mencapai kamoksan yaitu A Mor Ring Acintya. Sebelum Beliau Moksa Beliau banyak menurunkan putra – putra yang sampai kini disebut Treh Brahmana Manuaba, dan sampai kini Stana Beliau disungsung oleh masyarakat Manuaba. Dan dijadikan tempat pemujaan untuk memohon keselamatan oleh semua umat dan kaum Brahmana.
Tata Letak Bangunan / Pelinggih
            Seperti umumnya Pura – Pura yang ada di Bali, Pura Geriya Sakti Manuaba di bagi menjadi beberapa bagian atau mandala yaitu :
1.      Utamaning Mandala (Jeroan)
2.      Madyaning Mandala (Jaba Tengah)
3.      Nistaning Mandala (Jaba Sisi)
Di utamaning Mandala terdiri dari beberapa pelinggih diantaranya :
1.      Padman Sana yaitu Stana Ida Sang Hyang Widhi Wasa
2.      Gedong yaitu sebagai Stana Ida Betara Sakti Manuaba
3.      Pawedan / Pengaruman Tempat Siwa Krana atau alat – alat Pamujaan Ida Betara
4.      Palinggih Ida Betara Ratu Gede
5.      Piyasan Ageng
6.      Bale Penyucian
7.      Palinggih Tetekan / Tongkat Beliau Betara Sakti (Taru Kemoning)
8.      Bale Pesandekan
9.      Panegtegan
10.  Pawedan Tempat Jero Mangku melakukan pemujaan saat piodalan
Di Madya Mandala tedapat palinggih seperti :
1.      Dua buah Apit Lawang yang terletak di depan candi bentar
2.      Bale Pesandekan
3.      Bale Pesandekan Para Sulinggih
4.      Bale Angklung
Di Nistaning Mandala trdapat palinggih seperti :
1.      Dua buah pohon Tangi
2.      Dua buah Bale Gong
3.      Bale Kulkul
4.      Palinggih Ratu Gede Macan
5.      Wantilan Ageng
6.      Perantenan Suci

Pengamong
            Pengamong Pura Geriya Sakti Manuaba adalah Krama Desa Adat Manuaba yang terdiri dari 7 Banjar Adat diantaranya :
1.      Banjar Pande
2.      Banjar Tangkas
3.      Banjar Tengah
4.      Banjar Triwangsa
5.      Banjar Gunaksa
6.      Banjar Pinjul
7.      Banjar Dukuh
Banjar – banjar ini lah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan puja wali / piodalan di Pura Geriya Sakti Manuaba yang biasa dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok I Banjar Tangkas dan Banjar Pande, Kelompok II Banjar Tengah dan Banjar Triwangsa, Kelompok III Banjar Gunaksa, Bnajar Pinjul, dan Banjar Dukuh.  Masing – masing kelompok ini secara bergantian ngamong piodalan selama 1 tahun, mereka bertugas menyiapkan segala keperluan alat upacara dan pelaksanaan piodalan.

Piodalan
            Piodalan di Pura Geriya Sakti Manuaba jatuh pada penanggalan Bali yaitu hari Selasa Keliwon Medangsia 10 hari setelah Hari Raya Kuningan. Pada saat piodalan banyak umat yang tangkil dari berbagai Kasta dan Golongan

Pura Damukeling
            Pura ini tidak bisa dipisahkan keberadaanya dengan Pura Geriya Sakti Manuaba karena menurut cerita para tetua – tetua di Desa Adat Manuaba tempat ini merupakan tempat Pesucian Ida Betara Sakti Manuaba pada waktu Beliau masih ada. Di tempat ini terdapat sumber air yang yang sangat jernih yang keluar dari kelebutan dari masing – masing arah mata angina, dan air ini diyakini oleh umat dapat mensucikan diri dari segala kotoran dan penyakit. Sampai sekarang tempat ini dijadikan tempat Pesucian Ida Betara Sakti Manuaba saat piodalan dan tempat mengambil air suci sebagai sarana tirta saat piodalan.
            Bagi para pemedek yang ingin melakukan penglukatan peleburan setelah mengaturkan sesaji diperbolehkan mandi di pancuran yang ada paling bawah untuk pancuran yang ada diatas hanya diperuntukan untuk pengambilan air suci / tirta. Demikianlah sekelumit tentang keberadaan Pura Geriya Sakti Manuaba.

TELAGA WAJA

                
                                                                                                                                          
           Telaga Waja terletak sekitar 4 km sebelah utara Peliatan. Tempat tersebut dapat dicapai dengan mengikuti jalan utama Peliatan ke utara menuju Tegalalang dan Petulu. Sebelum mencapai Tegalalang, di Sapat, perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan kecil ke timur menuju sungai. Telag Waja terletak di tepi timur Tukad Kungkang, sebuah anak sungai Petanu. Dari Sapat menuju sungai sekitar setengah jam perjalanan. Dari tepi ketinggian, dibawah terlihat komplek petak Telaga Waja. Menuruni jurang lemayan sulit tetapi sungainya ada di dekat sekitar itu. Disamping itu ada jalan menuju kesana lewat jembatan. Hal itu memungkinkan untuk mencapai Telaga Wajadari timur melalui Kenderan. Karena penyelesaian proyek jalan batu bagian timur laut baru – baru ini dari rute Peliatan – Tegalalang utama mulai Gentong (selatan Sapat) menuju Kenderan, Manuaba, dan akhirnya Kedisan, Telaga Waja lebih mudah di capai dari timur. Namun longsor sering memotong / menghambat jalan ini. Dari Kenderan, jalan ke arah barat menuju ke tempat tersebut. Terdekat di Belusung adalah Pura Penataran dengan patung Catuhkaya dan batu dengan chronogram dalam gambar matahari, mata, telinga, gajah: saka 1228 (AD 1306).
            Komplek Telaga Waja terdiri dari 2 kolom yang berasal dari mata air beberapa meter diatas sungai. Sukarto,1973 menuliskan :
            Kolam pertama, atau lebih kecil berukuran 7,4 x 4,2 m terletak di teras / petak pada tingkat lebih tinggi dari yang kedua, dan dikelilingi oleh tiga relung/ ceruk … satu di utara … dan dua lainnya, ceruk kecil di sebelah barat. Kolam ini dianggap oleh rakyat sebagai tempat suci / sacral dan pengunjung dilarang masuk tanpa izin. Sebuah patung batu yang baru dibuat, dibangun di sekitar semburan / aliran air di tempatkan di bagian pinggir selatan kola mini. Telaga / kolam kedua yang leih besar terletak pada teras / petak yang lebih rendahberukuran 8 x 6 m; itu dibagi menjadi dua bagian oleh sebuah dinding bawah air. Sebuah bangunan kecil bertengger di ujung timur kolam. Parit (aliran air) dari batu mengalirkandari Telaga menuju sungai Kungkang.
            Sebuah candi halaman kecil berukuran 9,5 x 8,5 m yang ditemukan diteras yang lebih tinggi di sebuah selatan Telaga terakhir, dan dikelilingi oleh empat relung / ceruk, dua diantaranya masih utuh, satu relung / ceruk memiliki atap yang rusak, dan yang lainnya benar – benar hancur. Terhitung tiga relung sekitar koam pertama, juga ada total tujuh relung di kompleks ini. Kemungkinan kebanyakan relung dahulu digunaann untuk meditasi.
            Pada tebing yang menghadap ke sungai adalah candi kecil yang disebut Pura Telaga Waja. Terukir pada dinding sungai di sebelah barat salah satu relung/ceruk adalah gambar berbentu huruf H secara vertikal dalam bingkai lembaran empat persegi panjang (55 hingga 78 cm dan tingginya 25 cm). tempat ini mungkin disebut dalam Negarakrtagama (1365) dengan nama Telaga Dhvaja. Menurut Dhvaja Mr.Sukarto, “tanda”, mungkin mengacu pada huruf H.
            Telaga Waja terletak di pertemuan sungai Kungkang dan Kenderan. Sekitar 2 km utara Teaga Waja, di sungai Kenderan, terletak desa Manuaba. Disini fragmen dari cetakan pencetak untuk gendering Zaman Perunggu di temukan, mereka masih berada disitu.

Sunday, August 17, 2014

SELAMAT DATANG DI BLOG
DESA KENDERAN TEGALALANG GIANYAR BALI



Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

Program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tidak terlepas dari peran perempuan dalam pembangunan. Jika dikaitkan dengan pemberdayaan perempuan melalui kesetaraan gender sudah sepatutnya Pemeriuntah desa selalu berusaha meningkatkan peran serta kaum perempuan pada setiap kegiatan di Tingkat desa melalui berbagai program kegiatan organisasi PKK. Penyajian data dalam profil ini lebihh menitik beratkan pada realisasi 10 Program Pokok PKK dan keberadaan kelompok-kelompok kerja dasa Wisma dan Organisasi PKK. Adapun 10 Program Pokok PKK di antaranya adalah adalah sebagai berikut. 



           
A. POKJA I
-          Penghayatan dan Pengamalan Pancasila melalui pelaksanaan persembahyangan bersama, penyuluhan hukum, HIV/AIDS, membentuk pesantian dan lain-lain.
-          Gotong royong kebersihan lingkungan, kerja bakti memperbaiki tempat-tempat ibadah, mengadakan senam lansia dan mengadakan pengobatan gratis oleh Puskesmas Tegallalang II dan Rumah Sakit lainnya.
B. POKJA II
-          Pendidikan dan Keterampilan yaitu meningkatkan pengetahuan keluiarga mengenai tumbuh kembangnya anak, meningkatkan pengatahuan Kader Posyandu, cara berpakaian, menata rambut dan tata rias. Kegiatan lainnya meliputi kegiatan penyuluhan dan pembinaan BKB (Bina Keluarga Balita), mengaktifkan perpustakaan dan praktek memasak.
-          Pengembangan kehidupan berkoperasi, yaitu meningkatkan pengelolaan UP2K PP, mendorong terbentuknya koperasi, dan lain-lain.
C. POKJA III
-          Pangan : Tim Penggerak PKK Desa Kenderan telah melaksanakan Program bidang pangan yaitu memasyarakatkan makanan yang sehat dan bergizi, memanfaatkan tanah pekarangan dengan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan keluarga, serta selalu mengadakan pembinaan ke rumah-rumah.
-          Sandang : dengan mengadakan pembinaan cara memakai busana yang baik dan sopan sesuai dengan situasi dan kondisi bagi Ibu-Ibu dan remaja
-          Perumahan dan tata Laksana Rumah Tangga : memberikan pembinaan akan pentingnya penataan dan kebersihan rumah serta lingkungan yang sehat dan indah.
D. POKJA IV
-          Kesehatan : kegiatan di Posyandu bekerja sama dengan Puskesmas Pembantu Desa Kenderan dan Puskesmas Tegallalang I melaksanakan program-program Pemerintah di bidang Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian vitamin A, pembinaan akan pentingnya pemberian ASI pada bayi dan balita, pemberian makanan tambahan serta pelaksanaan penyuluhan-penyuluhan kesehatan lainnya terutama untuk pencegahan terdapatnya gizi buruk pada anak balita.
-          Kelestarian lingkungan hidup : dengan mengadakan penyuluhan tentang lingkungan yang bersih dan sehat termasuk saluran pembuangan air limbah serta penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan.
-          Perencanaan Sehat : menghimbau kepada masyarakat agar melalui PKK Banjar dan Dasa Wisma mengadakan penyuluhan akan pentingnya Keluarga Berencana (KB) dan mengarahkan masyarakat supaya gemar menabung dan pola hidup sehat hidup sehat.

 Indikator Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

No.
Indikator
Sub Indikator
Jumlah
Tahun 2011
Tahun 2012
1
2
3
4
5
1








 



Realisasi 10 Program Pokok PKK










1. Penghayatan dan Pengamalan
    Pancasila
5 keg.
10 keg.
2. Gotong royong
5 keg.
10 keg.
3. Pangan
5 keg
10 keg.
4. Sandang
5 keg.
10 keg.
5. Perumahan dan tata laksana
    Rumah Tangga
5 keg.
10 keg.
6. Pendidikan dan keterampilan
5 keg.
10 keg.



7. Kesehatan
5 keg.
10keg.
8. Pengembangan kehidupan
    berkoperasi
5keg.
10 keg.



9. Pelestarian Lingkungan hidup
5 keg.
10 keg.
10. Perencanaan Sehat
5 keg.
10 keg.
2
Organisasi PKK
Kelembagan


1. Kelompok Kerja
Ada
Ada
2. Kelompok Dasa Wisma
Ada
Ada