Tuesday, August 26, 2014

TELAGA WAJA

                
                                                                                                                                          
           Telaga Waja terletak sekitar 4 km sebelah utara Peliatan. Tempat tersebut dapat dicapai dengan mengikuti jalan utama Peliatan ke utara menuju Tegalalang dan Petulu. Sebelum mencapai Tegalalang, di Sapat, perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan kecil ke timur menuju sungai. Telag Waja terletak di tepi timur Tukad Kungkang, sebuah anak sungai Petanu. Dari Sapat menuju sungai sekitar setengah jam perjalanan. Dari tepi ketinggian, dibawah terlihat komplek petak Telaga Waja. Menuruni jurang lemayan sulit tetapi sungainya ada di dekat sekitar itu. Disamping itu ada jalan menuju kesana lewat jembatan. Hal itu memungkinkan untuk mencapai Telaga Wajadari timur melalui Kenderan. Karena penyelesaian proyek jalan batu bagian timur laut baru – baru ini dari rute Peliatan – Tegalalang utama mulai Gentong (selatan Sapat) menuju Kenderan, Manuaba, dan akhirnya Kedisan, Telaga Waja lebih mudah di capai dari timur. Namun longsor sering memotong / menghambat jalan ini. Dari Kenderan, jalan ke arah barat menuju ke tempat tersebut. Terdekat di Belusung adalah Pura Penataran dengan patung Catuhkaya dan batu dengan chronogram dalam gambar matahari, mata, telinga, gajah: saka 1228 (AD 1306).
            Komplek Telaga Waja terdiri dari 2 kolom yang berasal dari mata air beberapa meter diatas sungai. Sukarto,1973 menuliskan :
            Kolam pertama, atau lebih kecil berukuran 7,4 x 4,2 m terletak di teras / petak pada tingkat lebih tinggi dari yang kedua, dan dikelilingi oleh tiga relung/ ceruk … satu di utara … dan dua lainnya, ceruk kecil di sebelah barat. Kolam ini dianggap oleh rakyat sebagai tempat suci / sacral dan pengunjung dilarang masuk tanpa izin. Sebuah patung batu yang baru dibuat, dibangun di sekitar semburan / aliran air di tempatkan di bagian pinggir selatan kola mini. Telaga / kolam kedua yang leih besar terletak pada teras / petak yang lebih rendahberukuran 8 x 6 m; itu dibagi menjadi dua bagian oleh sebuah dinding bawah air. Sebuah bangunan kecil bertengger di ujung timur kolam. Parit (aliran air) dari batu mengalirkandari Telaga menuju sungai Kungkang.
            Sebuah candi halaman kecil berukuran 9,5 x 8,5 m yang ditemukan diteras yang lebih tinggi di sebuah selatan Telaga terakhir, dan dikelilingi oleh empat relung / ceruk, dua diantaranya masih utuh, satu relung / ceruk memiliki atap yang rusak, dan yang lainnya benar – benar hancur. Terhitung tiga relung sekitar koam pertama, juga ada total tujuh relung di kompleks ini. Kemungkinan kebanyakan relung dahulu digunaann untuk meditasi.
            Pada tebing yang menghadap ke sungai adalah candi kecil yang disebut Pura Telaga Waja. Terukir pada dinding sungai di sebelah barat salah satu relung/ceruk adalah gambar berbentu huruf H secara vertikal dalam bingkai lembaran empat persegi panjang (55 hingga 78 cm dan tingginya 25 cm). tempat ini mungkin disebut dalam Negarakrtagama (1365) dengan nama Telaga Dhvaja. Menurut Dhvaja Mr.Sukarto, “tanda”, mungkin mengacu pada huruf H.
            Telaga Waja terletak di pertemuan sungai Kungkang dan Kenderan. Sekitar 2 km utara Teaga Waja, di sungai Kenderan, terletak desa Manuaba. Disini fragmen dari cetakan pencetak untuk gendering Zaman Perunggu di temukan, mereka masih berada disitu.

No comments:

Post a Comment