Telaga
Waja terletak sekitar 4 km sebelah utara Peliatan. Tempat tersebut dapat
dicapai dengan mengikuti jalan utama Peliatan ke utara menuju Tegalalang dan
Petulu. Sebelum mencapai Tegalalang, di Sapat, perjalanan harus dilanjutkan
dengan berjalan kaki menyusuri jalan kecil ke timur menuju sungai. Telag Waja
terletak di tepi timur Tukad Kungkang, sebuah anak sungai Petanu. Dari Sapat
menuju sungai sekitar setengah jam perjalanan. Dari tepi ketinggian, dibawah
terlihat komplek petak Telaga Waja. Menuruni jurang lemayan sulit tetapi
sungainya ada di dekat sekitar itu. Disamping itu ada jalan menuju kesana lewat
jembatan. Hal itu memungkinkan untuk mencapai Telaga Wajadari timur melalui
Kenderan. Karena penyelesaian proyek jalan batu bagian timur laut baru – baru
ini dari rute Peliatan – Tegalalang utama mulai Gentong (selatan Sapat) menuju
Kenderan, Manuaba, dan akhirnya Kedisan, Telaga Waja lebih mudah di capai dari
timur. Namun longsor sering memotong / menghambat jalan ini. Dari Kenderan, jalan
ke arah barat menuju ke tempat tersebut. Terdekat di Belusung adalah Pura
Penataran dengan patung Catuhkaya dan batu dengan chronogram dalam gambar
matahari, mata, telinga, gajah: saka 1228 (AD 1306).
Komplek
Telaga Waja terdiri dari 2 kolom yang berasal dari mata air beberapa meter
diatas sungai. Sukarto,1973 menuliskan :
Kolam
pertama, atau lebih kecil berukuran 7,4 x 4,2 m terletak di teras / petak pada
tingkat lebih tinggi dari yang kedua, dan dikelilingi oleh tiga relung/ ceruk …
satu di utara … dan dua lainnya, ceruk kecil di sebelah barat. Kolam ini
dianggap oleh rakyat sebagai tempat suci / sacral dan pengunjung dilarang masuk
tanpa izin. Sebuah patung batu yang baru dibuat, dibangun di sekitar semburan /
aliran air di tempatkan di bagian pinggir selatan kola mini. Telaga / kolam
kedua yang leih besar terletak pada teras / petak yang lebih rendahberukuran 8
x 6 m; itu dibagi menjadi dua bagian oleh sebuah dinding bawah air. Sebuah
bangunan kecil bertengger di ujung timur kolam. Parit (aliran air) dari batu
mengalirkandari Telaga menuju sungai Kungkang.
Sebuah
candi halaman kecil berukuran 9,5 x 8,5 m yang ditemukan diteras yang lebih
tinggi di sebuah selatan Telaga terakhir, dan dikelilingi oleh empat relung /
ceruk, dua diantaranya masih utuh, satu relung / ceruk memiliki atap yang
rusak, dan yang lainnya benar – benar hancur. Terhitung tiga relung sekitar
koam pertama, juga ada total tujuh relung di kompleks ini. Kemungkinan
kebanyakan relung dahulu digunaann untuk meditasi.
Pada
tebing yang menghadap ke sungai adalah candi kecil yang disebut Pura Telaga
Waja. Terukir pada dinding sungai di sebelah barat salah satu relung/ceruk
adalah gambar berbentu huruf H secara vertikal dalam bingkai lembaran empat
persegi panjang (55 hingga 78 cm dan tingginya 25 cm). tempat ini mungkin
disebut dalam Negarakrtagama (1365) dengan nama Telaga Dhvaja. Menurut Dhvaja
Mr.Sukarto, “tanda”, mungkin mengacu pada huruf H.
Telaga
Waja terletak di pertemuan sungai Kungkang dan Kenderan. Sekitar 2 km utara
Teaga Waja, di sungai Kenderan, terletak desa Manuaba. Disini fragmen dari
cetakan pencetak untuk gendering Zaman Perunggu di temukan, mereka masih berada
disitu.
No comments:
Post a Comment